Jimly Asshiddiqie Hadiri Salat Jenazah Antasari Azhar
Table of content:
Ketua Komite Percepatan Reformasi Polri, Jimly Asshiddiqie, hadir dalam prosesi salat jenazah mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Antasari Azhar, yang berlangsung dengan khidmat. Prosesi ini merupakan penghormatan terakhir bagi sosok yang dianggap menjadi ikon dalam memberantas korupsi di Indonesia.
Salat jenazah dilaksanakan pada hari Sabtu, 8 November di Masjid Asy Syariff yang terletak di BSD, Kota Tangerang Selatan. Di samping Jimly, turut hadir pula kuasa hukum Antasari, Boyamin Saiman, serta anggota keluarga, anak, dan menantunya.
Antasari Azhar menghembuskan napas terakhirnya dalam usia 72 tahun, meninggalkan warisan dua anak dan tujuh cucu. Kepergiannya meninggalkan rasa duka yang mendalam bagi seluruh keluarga dan masyarakat.
Momen Terakhir dan Kenangan Bersama Antasari Azhar
Setelah disalatkan, jenazah Antasari segera dibawa menuju San Diego Hills di Karawang, Jawa Barat untuk dimakamkan. Keberangkatan tersebut menjadi momen haru bagi keluarga dan kerabat yang hadir, mengenang perjalanan hidup almarhum.
“Ketika saya bertemu dengan Pak Antasari sebelum ia bebas murni, saya tidak menyangka bahwa keadaannya sangat memprihatinkan,” ungkap Jimly. Walaupun masih tergolong tidak terlalu tua, penyakit yang diderita almarhum ternyata cukup parah dan mengejutkan banyak pihak.
Jimly juga turut mendoakan agar Antasari diterima di sisi Allah dan diampuni atas segala kesalahan yang mungkin dilakukannya selama hidup. Ungkapan ini mencerminkan rasa hormat dan pengagungan yang tinggi terhadap almarhum.
Penyebab Kepergian yang Mendalam
Antasari Azhar meninggal dunia setelah berjuang melawan penyakit yang cukup berat, termasuk infeksi virus. Pernyataan ini disampaikan oleh menantunya, Ardiansyah, yang menjelaskan proses terakhir sebelum almarhum berpulang.
Pria kelahiran Pangkal Pinang pada 18 Maret 1953 ini menghembuskan nafas terakhirnya di rumah pribadi yang terletak di Komplek Perumahan Les Belles Mainsons E-10, Kecamatan Serpong Utara. Keinginan untuk meninggal di rumah menjadi salah satu hal yang diinginkan oleh almarhum saat kondisi kesehatan semakin menurun.
Ardiansyah berbagi bahwa setelah melalui perawatan di rumah sakit, dokter memberikan izin untuk membawa Antasari pulang. “Kondisi dia saat itu sangat kritis, dan sepertinya sudah menjadi takdirnya,” ucapnya dengan nada yang penuh haru.
Permohonan Maaf dari Keluarga
Selain mengungkapkan kesedihan, pihak keluarga juga menyampaikan permohonan maaf atas semua kesalahan yang mungkin pernah dilakukan oleh almarhum selama menjalani tugasnya. Hal ini menandakan sikap rendah hati dan kesadaran akan betapa besar beban yang pernah dipikul oleh Antasari.
Ardiansyah mewakili keluarga, meminta doa dan dukungan dari masyarakat serta media agar almarhum mendapatkan khusnul khotimah. Permohonan ini menggambarkan rasa damai dan pengharapan untuk kehidupan setelah mati bagi Antasari.
Keluarga berharap agar masyarakat ikut mendoakan agar segala kebaikan yang telah dilakukan oleh almarhum bisa dikenang dan dilanjutkan oleh generasi mendatang. Penghormatan terhadap sosok Antasari yang berani melawan praktik korupsi di tanah air akan selalu hidup dalam ingatan banyak orang.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now







