Ponsel Tersangka Ungkap Dalang Kerusuhan di DPRD Makassar Ditelusuri Polisi

Table of content:
Pihak kepolisian masih mendalami dugaan adanya aktor intelektual di balik insiden pembakaran dan penjarahan yang terjadi di kantor DPRD Sulawesi Selatan dan di Makassar. Kasus ini berlangsung saat demonstrasi pada bulan Agustus lalu dan menjadi sorotan publik karena dampaknya yang luas.
Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, menyatakan bahwa penyidik saat ini sedang fokus menelusuri jaringan komunikasi para pelaku. Hal ini penting untuk mengetahui siapa yang menggerakkan massa dan merencanakan aksinya.
“Kami masih menjalani proses penyidikan. Saat ini, kami mendalami handphone yang disita untuk mencari hubungan antara saksi-saksi dan kegiatan yang terjadi pada hari itu,” ungkap Arya kepada wartawan pada Selasa (16/9).
Memahami Proses Penyelidikan Kasus Pembakaran dan Penjarahan
Penyidik terus berupaya menemukan petunjuk baru dari data komunikasi yang diperoleh dari ponsel para pelaku. Diharapkan, bukti-bukti ini dapat membantu mengungkap siapa saja yang terlibat, termasuk provokator yang berperan sebagai penggerak situasi.
“Pengungkapan tentang aktor intelektual masih dalam tahap mendalam. Setiap handphone yang diambil akan kami analisis untuk mencari keterkaitan dengan para provokator,” ujar Arya menjelaskan mengenai langkah-langkah yang diambil.
Hingga saat ini, proses penyidikan masih berlangsung dan belum ada penetapan tersangka tambahan di luar pelaku yang langsung terlibat. Namun, pihak kepolisian tidak menutup kemungkinan akan ada nama baru jika ditemukan bukti yang kuat selama penyelidikan.
Rincian Hasil Penjarahan Mesin ATM yang Terlacak
Dari hasil penyidikan, pihak kepolisian menemukan bahwa uang yang diambil dari mesin ATM yang berada di kantor DPRD Makassar dipergunakan oleh para pelaku untuk kebutuhan sehari-hari. Uang tersebut mencapai jumlah Rp320 juta.
“Para pelaku menggunakan uang itu untuk membeli berbagai barang, seperti laptop, sepatu, dan melunasi cicilan motor,” kata Arya saat menjelaskan penggunaan dana hasil penjarahan.
Pembagian uang hasil penjarahan terjadi di antara sekitar 20 orang pelaku, di mana masing-masing mendapatkan antara Rp15 juta hingga Rp20 juta. Ada sisa uang sebesar Rp32 juta yang masih dalam proses pelacakan.
Jumlah Tersangka Terus Berkembang Dalam Kasus Ini
Dalam rangka penanganan kasus penjarahan tersebut, pihak kepolisian telah menangkap empat orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka. Di samping itu, ada sejumlah orang lain yang masih dalam pengejaran untuk dimintai keterangan.
“Jumlah tersangka kini berkembang menjadi sepuluh orang, di antaranya termasuk seorang pelaku yang baru berusia 16 tahun,” jelas Arya merinci perkembangan situasi terkini dalam proses penyidikan.
Kepolisian melaporkan bahwa para tersangka datang tidak hanya dengan niatan demonstrasi, tetapi juga dengan membawa peralatan untuk membongkar mesin ATM. Peralatan yang mereka bawa seperti gerinda dan genset menunjukkan rencana yang sudah terencana sebelumnya.
Pentingnya Penanganan Kasus untuk Keamanan Publik
Insiden ini menunjukkan bagaimana situasi bisa dengan cepat berubah menjadi kerusuhan yang melibatkan banyak pihak. Penyidikan yang teliti diharapkan dapat membawa pelaku ke jalur hukum dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.
Penanganan kasus ini tidak hanya berkaitan dengan hukum, tetapi juga dengan keamanan dan ketertiban masyarakat. Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat dalam melaporkan kejadian mencurigakan menjadi sangat penting.
Kepolisian juga berjanji untuk memberikan proses hukum yang transparan. Masyarakat pun diharapkan untuk terus memantau perkembangan kasus ini dan berpartisipasi dalam menjaga keamanan lingkungan mereka.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now