Kapolsek Kemayoran Menderita Luka Berat Akibat Kebakaran Gedung di Jakarta Pusat
Table of content:
Kebakaran yang terjadi di Gedung Terra Drone di Kemayoran, Jakarta Pusat, membawa dampak yang sangat mengerikan. Pada insiden tersebut, beberapa orang, termasuk seorang anggota kepolisian, mengalami luka-luka, dan jumlah korban jiwa pun semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Peristiwa tragis ini bukan hanya menyedihkan, tetapi juga menimbulkan berbagai pertanyaan mengenai penyebab dan penanganan kebakaran yang kurang memadai.
Dalam kejadian ini, Kapolsek Kemayoran, Kompol Agung Adriansyah, menjadi salah satu korban yang terluka. Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro, mengonfirmasi bahwa total terdapat tiga korban luka akibat kebakaran tersebut. Agung mengalami luka berat dan harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang segera.
“Kami menerima laporan dari petugas pemadam kebakaran bahwa terdapat dua luka ringan lainnya, tetapi yang paling parah adalah Kapolsek,” ujar Susatyo pada wartawan. Informasi lebih lanjut menyebutkan bahwa Agung mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih.
Kronologi Kebakaran yang Menghentak Pikiran
Kebakaran yang melanda Gedung Terra Drone terjadi sekitar pukul 12.30 pada hari Selasa, 9 Desember. Menurut keterangan, api diduga berasal dari baterai yang terdapat di lantai satu bangunan tersebut. Baterai ini kemudian terbakar dan meski sempat dipadamkan oleh karyawan, api perlahan menyebar.
“Setelah api sempat dipadamkan, hujan yang tidak kunjung reda menyebabkan api kembali membesar,” kata Susatyo. Di saat yang sama, banyak karyawan sedang istirahat makan siang, dan beberapa berada di luar, sedangkan yang lainnya di lantai dua hingga enam.
Saat kebakaran terjadi, asap yang pekat mulai menyebar hingga mencapai lantai enam. Situasi yang kacau ini membuat beberapa karyawan terjebak, yang selanjutnya berujung pada tragedi luar biasa.
Upaya Penyelamatan dan Dampaknya
Pehak kepolisian dan pemadam kebakaran bergegas menuju lokasi untuk melakukan penyelamatan. Cuaca buruk serta asap tebal menjadi tantangan utama dalam upaya mereka. Banyak orang yang berusaha melarikan diri dari bangunan, sementara beberapa di antaranya tidak berhasil turun tepat waktu.
Hingga saat ini, tercatat bahwa jumlah korban jiwa mencapai 22 orang, dan jenazah mereka telah diangkut ke RS Polri Kramat Jati untuk pemeriksaan dan identifikasi. Situasi ini tentu membuat banyak pihak merasa berduka dan prihatin atas keselamatan kerja di bangunan komersial.
Penyelidikan mengenai kebakaran ini terus dilakukan oleh pihak berwenang untuk mengidentifikasi penyebab awal, serta untuk memastikan bahwa kejadian serupa tidak akan terulang di masa mendatang. Pengelola gedung harus bertanggung jawab dalam hal keselamatan kerja dan memenuhi standar keamanan.
Keselamatan Kerja dan Standar Bangunan yang Harus Diterapkan
Insiden ini menyoroti pentingnya penerapan standar keselamatan yang ketat di bangunan komersial. Masyarakat dan pekerja harus menerima pendidikan terkait prosedur evakuasi saat terjadi keadaan darurat. Pelatihan semacam ini harus menjadi tanggung jawab setiap perusahaan atau pengelola gedung.
Selain itu, penting bagi para pengelola untuk memeriksa secara rutin sistem pemadam kebakaran dan alat-alat lancar lainnya. Kebakaran ini seharusnya menjadi peringatan bagi banyak pihak tentang perlunya kewaspadaan yang tinggi demi melindungi keselamatan karyawan.
Regulasi yang ketat dan pengawasan yang lebih baik dari pemerintah juga diperlukan agar semua bangunan memenuhi kriteria keamanan yang diharapkan. Dengan adanya langkah-langkah preventif ini, diharapkan tragedi serupa tidak terulang di kemudian hari.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now







