Denpasar Hentikan Kembang Api Tahun Baru, Fokus pada Antisipasi Bencana
Table of content:
Pemerintah Kota Denpasar, Bali, telah mengambil keputusan untuk membatalkan semua perayaan malam pergantian tahun baru pada tahun 2026. Langkah ini merupakan komitmen pemerintah daerah untuk memprioritaskan penanganan dampak bencana yang melanda kota tersebut, khususnya banjir besar yang terjadi pada September lalu.
Kepala Dinas Kebudayaan setempat menyatakan bahwa anggaran yang ada saat ini lebih difokuskan untuk kebutuhan mendesak terkait kebencanaan. Hal ini menunjukkan perhatian besar pemerintah terhadap kesejahteraan masyarakat di tengah situasi sulit.
“Kembang api dan konser musik tidak akan digelar karena kami ingin lebih fokus pada penanganan bencana,” ujarnya tegas. Kebijakan ini menjadi sorotan publik, mengingat tradisi merayakan tahun baru biasanya diisi dengan pesta meriah.
Penjelasan Mengenai Kebijakan Pengurangan Perayaan
Menurut pejabat setempat, tahun lalu pemerintah sempat berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata dalam merayakan tahun baru, termasuk menggelar acara di pantai dan lokasi-lokasi strategis. Namun, situasi pasca-bencana mengharuskan pemerintah menyesuaikan rencana tersebut untuk lebih menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Memang, keputusan untuk tidak menggelar perayaan besar-besaran menjadi langkah yang tidak mudah. Banyak warga yang merasa kehilangan kesempatan untuk merayakan dengan cara yang telah menjadi tradisi, tetapi pemahaman atas kondisi saat ini menjadi prioritas.
Pengalihan fokus anggaran ke pengentasan masalah kebencanaan merupakan langkah penting. Ini menjadi sinyal bahwa pemkot sangat serius dalam melindungi masyarakat dan membantu mereka pulih dari dampak yang dialami akibat bencana baru-baru ini.
Acara Budaya Sebagai Alternatif Perayaan Tahun Baru
Meskipun perayaan tahun baru dengan kembang api dan musik tidak akan dilaksanakan, pihak pemkot tetap memberikan ruang bagi masyarakat untuk merayakan dengan cara yang berbeda. Gelar Budaya Melepas 2025 dan Menyongsong Matahari 2026 menjadi salah satu alternatif yang ditawarkan.
Kegiatan tersebut diharapkan dapat menghidupkan kembali semangat kebudayaan di tengah kesedihan akibat bencana. Di Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung, masyarakat dapat menikmati berbagai kesenian tradisional yang melibatkan banyak kelompok seni lokal.
Penyelenggara juga melibatkan berbagai unsur, mulai dari forum kerukunan umat beragama hingga pimpinan daerah. Hal ini menunjukkan upaya kolaborasi antar lembaga untuk menciptakan suasana yang harmonis dan penuh makna dalam pergantian tahun.
Pentingnya Keamanan dan Ketertiban pada Perayaan
Dalam kesempatan ini, pihak berwenang juga menghimbau masyarakat agar menjaga keamanan dan ketertiban saat merayakan pergantian tahun. Meskipun tidak ada acara besar, tetap ada potensi keramaian yang perlu dikelola dengan baik.
“Jika ingin menyalakan kembang api, mohon lakukan di tempat terbuka dan jauh dari pemukiman. Ini demi kenyamanan bersama, terutama bagi mereka yang memiliki anggota keluarga yang rentan,” jelas pejabat itu.
Pihak pemerintah berharap agar kondisi cuaca mendukung selama acara Gelar Budaya Melepas 2025. Kegiatan budaya ini diharapkan menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk merayakan dengan cara yang lebih bermakna, sekaligus mengingat situasi yang sedang dihadapi.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now







