Alasan Mengapa Jetour Tidak Memprioritaskan Mobil Listrik di Indonesia
Table of content:
Produsen otomotif dari China, Jetour, menjelaskan mengapa saat ini kendaraan listrik murni belum menjadi prioritas dalam strategi pemasaran mereka di Indonesia. Menurut Moch Ranggy Radiansyah, Marketing Director Jetour Motor Indonesia, pasar mobil berbahan bakar konvensional masih memiliki permintaan yang tinggi, terutama di segmen SUV.
Dengan mempertimbangkan respons positif dari konsumen terhadap mobil bermesin pembakaran internal, Jetour memutuskan untuk lebih fokus pada model yang telah terbukti diterima baik. Langkah ini menunjukkan perbedaan yang mencolok dibandingkan dengan banyak merek asal China yang saat ini mengandalkan produksi mobil listrik yang lebih terjangkau.
Strategi Jetour memang tampak lebih konvensional, dengan tetap menjadikan SUV sebagai tulang punggung produk mereka. Sejak awal masuk ke pasar, mereka telah menghadirkan berbagai model seperti Dashing, X70, dan T2 yang semuanya mengandalkan mesin tradisional.
Pentingnya Menjaga Fokus pada SUV di Pasar Indonesia
Ranggy menuturkan bahwa kehadiran SUV di pasar sangat penting, mengingat tren global saat ini juga menunjukkan kecenderungan positif terhadap model kendaraan ini. Menurutnya, keberhasilan dalam segmen ini mencerminkan filosofi dan karakter Jetour secara keseluruhan.
“Kami adalah merek yang fokus pada SUV. Semua produk yang kami luncurkan adalah SUV, karena kami melihat bahwa penerimaan pasar terhadap kendaraan berbahan bakar konvensional tetap kuat,” tambah Ranggy. Hal ini menjadi dasar dari keputusan strategis perusahaan untuk terus berinovasi dalam segmen ini.
Dengan melihat ke depan, penting bagi Jetour untuk memahami kebutuhan pasar yang terus berkembang, termasuk tren elektrifikasi. Meskipun mereka fokus pada mesin konvensional, kesadaran akan perubahan di industri otomotif tetap menjadi perhatian utama.
Strategi Elektrifikasi Melalui Plug-in Hybrid
Sebagai langkah peralihan menuju elektrifikasi, Jetour memiliki rencana untuk memperkenalkan kendaraan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV). Model yang direncanakan adalah T2 PHEV, yang dirancang sebagai opsi kedua bagi konsumen yang mulai beralih ke kendaraan lebih ramah lingkungan.
“Kami siap untuk melakukan elektrifikasi. Kehadiran PHEV adalah bagian dari strategi kami untuk merangkul konsumen yang mulai tertarik dengan solusi kendaraan ramah lingkungan,” jelas Ranggy. Dengan langkah ini, Jetour berusaha untuk tetap relevan di tengah paradigma baru industri otomotif.
Pengembangan model PHEV ini menunjukkan komitmen Jetour untuk beradaptasi dengan tren mobilitas masa depan, sekaligus memberikan alternatif bagi konsumen yang berkeinginan untuk menggunakan kendaraan listrik tanpa meninggalkan kenyamanan dari mesin konvensional.
Persiapan untuk Memasuki Pasar Kendaraan Listrik
Meskipun kendaraan listrik belum menjadi fokus utama, Jetour juga telah mempersiapkan portofolio untuk model EV di pasar global. Produknya tentunya perlu melalui proses penelitian dan pengembangan sebelum akhirnya dipasarkan di Indonesia.
Jetour menegaskan bahwa kendaraan listrik yang dipamerkan dalam berbagai pameran otomotif adalah prototype dan bagian dari kajian internal perusahaan. Ini berarti bahwa keputusan final tentang peluncuran produk tersebut belum dibuat.
Baca Juga:
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now







