Mitra dan Yayasan Perlu Peduli dan Membantu Sekolah yang Menerima Manfaat
Table of content:
Peningkatan kesadaran sosial di kalangan pengelola Satuan Pelaksana Pelayanan Gizi (SPPG) sangat penting, terutama ketika berinteraksi dengan sekolah-sekolah penerima manfaat Makan Bergizi Gratis (MBG). Para mitra dan pemilik yayasan diimbau untuk lebih peduli terhadap keadaan fisik sekolah yang menjadi lokasi pelaksanaan program tersebut.
Wakil Kepala Badan Gizi Nasional, Nanik Sudaryati Deyang, menekankan bahwa pengelola sebaiknya memperbaiki fasilitas yang ada di sekolah. Contohnya, jika ada atap sekolah yang bocor atau fasilitas sanitasi yang belum tersedia, hal ini harus segera ditanggulangi agar siswa dapat belajar dalam lingkungan yang lebih baik.
Nanik menjelaskan bahwa program MBG dirancang untuk mengatasi kekurangan gizi di kalangan anak sekolah. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa sekolah-sekolah tersebut tidak hanya mendapatkan makanan bergizi, tetapi juga lingkungan belajar yang memadai.
Pentingnya Kerjasama Yayasan dalam Program MBG untuk Sekolah
Dalam acara sosialisasi yang berlangsung di Pasuruan, Nanik menjelaskan latar belakang pelibatan yayasan dalam program MBG. Presiden Prabowo Subianto menekankan bahwa yayasan pendidikan, sosial, dan agama seharusnya menjadi mitra utama dalam pelaksanaan program ini.
Beliau tidak ingin melibatkan perusahaan di sektor swasta seperti PT dan CV karena anggapannya, yayasan-yayasan tersebut biasanya lebih peka terhadap kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, program ini tetap pada jalur yang tepat untuk memberikan bantuan yang diperlukan.
Namun, saat pelaksanaan program, muncul berbagai yayasan anyar yang tidak berhubungan dengan pendidikan atau sosial. Nanik menegaskan bahwa yayasan-yayasan tersebut harus bertanggung jawab dan tidak hanya mengejar keuntungan semata, melainkan harus memenuhi kaidah yang telah ditetapkan.
Evaluasi dan Pengawasan dalam Pelaksanaan Pelayanan Gizi
Pentingnya evaluasi pada setiap tahapan program MBG menjadi sorotan dalam penyampaian Nanik. Dia menegaskan perlu ada pengawasan yang ketat terhadap penggunaan anggaran dan kualitas bahan makanan yang disediakan kepada siswa.
Setiap yayasan yang terlibat harus memenuhi standar dalam pembelanjaan bahan makanan, agar kualitas gizi yang diterima siswa tetap baik. Misalnya, tidak diperbolehkan membeli bahan baku dengan harga rendah tetapi kualitasnya tidak memadai.
Nanik memberikan contoh, jika jumlah buah yang disediakan hanya sedikit atau seberat ringan, maka otomatis akan memengaruhi asupan gizi siswa. Dia berharap semua yayasan bisa lebih bijaksana dalam penggunaan anggaran demi kesejahteraan siswa.
Membangun Kesadaran Sosial Melalui Satuan Pelaksana Pelayanan Gizi
Kebijakan untuk mengajak yayasan berpartisipasi dalam MBG merupakan upaya untuk membangun kesadaran sosial di kalangan pengelola. Jika yayasan mengerti tentang kebutuhan fasilitas pendidikan, mereka akan lebih gigih memperbaiki keadaan sekolah yang membutuhkan perhatian.
Melalui program ini, diharapkan semua pihak, termasuk yayasan, dapat berkomitmen kepada pendidikan dan kesehatan. Pengadaan makanan bergizi harus diimbangi dengan pemenuhan sarana dan prasarana yang memadai di sekolah-sekolah.
Nanik juga menekankan bahwa program ini bukan hanya soal makanan, tetapi juga bentuk tanggung jawab sosial. Dengan demikian, semua pihak yang terlibat dapat memastikan setiap anak mendapatkan haknya untuk belajar dengan baik dalam lingkungan yang mendukung.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now







