Apresiasi Mensos Gus Ipul atas Tindakan Cepat Polri Tangani Ledakan SMAN 72 Jakarta
Table of content:
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, memberikan informasi terkini mengenai situasi korban ledakan di SMAN 72 Jakarta. Hingga Jumat malam, 7 November 2025, telah tercatat 93 orang yang terkena dampak dari insiden tragis tersebut.
Dari total korban tersebut, mayoritas mengalami barotrauma, yaitu cedera pada telinga yang disebabkan oleh perubahan tekanan udara yang tiba-tiba. Barotrauma dapat mengakibatkan rasa nyeri di telinga, gangguan pendengaran, ataupun suara berdenging yang mengganggu.
“Sebagian besar korban mengalami barotrauma, yang mengakibatkan berbagai masalah pada telinga,” ujar Ani dalam siaran pers yang dirilis pada Sabtu pagi, 8 November 2025.
Dari 93 korban, 28 di antaranya harus menjalani perawatan di rumah sakit, sedangkan 65 lainnya dapat menjalani perawatan jalan. Ini menunjukkan pentingnya penanganan medis yang cepat setelah kejadian tersebut.
Rumah Sakit Islam (RSI) Cempaka Putih menjadi rumah sakit yang menangani sebagian besar korban, dengan total 39 pasien. Diantaranya, 13 orang dirawat inap, sedangkan 26 pasien lainnya sudah diperbolehkan pulang setelah mendapatkan perawatan.
RS Yarsi juga berkontribusi dalam penanganan korban, dengan merawat 15 pasien, di mana 14 di antaranya menjalani rawat inap. Selain itu, RS Pertamina juga menangani 7 pasien, satu diantaranya masih dalam perawatan intensif.
Ada pula 32 pasien lainnya yang ditangani di beberapa Puskesmas di Kelapa Gading, dan 5 orang di Klinik Bina Kasih, yang tentunya memperlihatkan bagaimana sistem kesehatan bergotong royong menghadapi tekanan akibat insiden ini.
Hingga pagi hari Sabtu, masih ada 28 orang yang menjalani rawat inap di beberapa rumah sakit, dengan 13 orang di RSI Cempaka Putih, 14 di RS Yarsi, dan 1 di RS Pertamina Jaya. Semua pihak berusaha untuk memberikan perawatan terbaik bagi korban.
Data dari Puskesmas juga menunjukkan bahwa seluruh pasien yang ditangani di Puskesmas telah selesai mendapatkan perawatan atau dirujuk ke rumah sakit lain untuk perawatan lanjutan. Kegiatan ini mencerminkan koordinasi yang baik antara berbagai unit pelayanan kesehatan.
Informasi mengenai Barotrauma dan Dampaknya
Barotrauma muncul sebagai respons tubuh terhadap perubahan cepat dalam tekanan lingkungan. Fenomena ini bisa terjadi bukan hanya di telinga, tetapi juga bisa mempengaruhi sinus dan paru-paru. Ketidakmampuan tubuh untuk beradaptasi dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Ketika ledakan terjadi, tekanan udara di lingkungan sekitar berubah secara tiba-tiba, yang dapat memicu barotrauma pada individu yang terpapar. Nyeri telinga yang dialami korban adalah gejala paling umum. Dalam kasus ekstrem, ada risiko yang lebih serius seperti ruptur gendang telinga.
Gejala lain yang sering dijumpai termasuk gangguan pendengaran sementara atau tetap, serta suara berdering yang mengganggu. Penanganan medis yang cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Ini termasuk pemeriksaan audiologis dan pemberian obat untuk meredakan gejala.
Untuk mengatasi barotrauma, dokter sering merekomendasikan teknik penyetelan telinga, seperti teknik Valsalva, dimana pasien diminta untuk menutup hidung dan mulut, kemudian menghembuskan napas perlahan. Ini dapat membantu mengembalikan keseimbangan tekanan di telinga.
Upaya Rumah Sakit dalam Menyediakan Perawatan
Rumah sakit yang terlibat dalam penanganan korban ledakan SMAN 72 Jakarta menunjukkan dedikasi dan kerja keras mereka dalam merawat pasien. Setiap rumah sakit memiliki protokol khusus untuk menangani kasus barotrauma dan cedera akibat ledakan lainnya.
RSI Cempaka Putih, sebagai rumah sakit yang paling banyak menangani pasien, menerapkan berbagai langkah untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pasien. Ruang perawatan yang cukup dan tenaga medis yang terlatih menjadi faktor kunci dalam upaya ini.
RS Yarsi juga tidak kalah dalam memberikan perawatan. Dengan pengalaman dalam menangani kasus-kasus serupa, mereka memiliki tim khusus yang siap menghadapi situasi darurat seperti ini. Pengobatan yang cepat dan efektif sangat penting untuk membantu pasien pulih.
Setiap rumah sakit berusaha keras untuk memberikan bukan hanya perawatan fisik, tetapi juga dukungan psikologis. Trauma psikologis adalah hal yang mungkin dihadapi korban setelah insiden seperti ini, sehingga dukungan dari psikolog menjadi penting.
Pentingnya Koordinasi Antar Lembaga Kesehatan
Koordinasi antar lembaga kesehatan menjadi elemen yang sangat penting dalam penanganan pasca-insiden. Ketika situasi darurat terjadi, misi utama adalah menyelamatkan nyawa dan memberikan perawatan yang diperlukan. Ini melibatkan kerja sama antara rumah sakit, Puskesmas, dan klinik-klinik setempat.
Proses rujukan pasien dari Puskesmas ke rumah sakit harus berjalan lancar. Dalam insiden ini, tim medis di Puskesmas dengan cepat melakukan triase dan menentukan prioritas perawatan. Hal ini membantu meringankan beban rumah sakit yang sudah kewalahan menangani jumlah pasien yang banyak.
Dalam konteks ini, komunikasi yang efektif menjadi kunci. Semua pihak harus berada dalam satu halaman mengenai kondisi pasien, jenis perawatan yang diperlukan, serta status pemulihan setiap individu. Pelatihan untuk situasi darurat menjadi penting bagi semua tenaga medis.
Situasi ini membuka peluang bagi peningkatan layanan kesehatan di Jakarta, baik dalam hal kesiapsiagaan menghadapai insiden darurat maupun dalam aspek perawatan pasien. Pembelajaran dari pengalaman ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan sistem kesehatan ke depan.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now










