174 Napi Dibebaskan Saat Natal Menurut Dirjenpas Sesuai UU
Table of content:
Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas) Mashudi menyampaikan, ada sebanyak 16.078 narapidana dan anak pidana yang mendapatkan remisi dan pengurangan masa pidana khusus pada momen Natal 2025. Remisi ini merupakan salah satu bagian dari program perbaikan dan reintegrasi sosial bagi mereka yang sedang menjalani hukuman.
Remisi adalah pengurangan masa hukuman yang diberikan kepada narapidana sebagai bentuk penghargaan atas perilaku baik selama mereka menjalani masa tahanan. Program ini bukan hanya bertujuan untuk memberikan kesempatan kedua bagi narapidana, tetapi juga sebagai upaya untuk mengintegrasikan kembali mereka ke dalam masyarakat.
Pada Natal tahun ini, pemerintah memberikan remisi sebagai bentuk toleransi dan penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Selain itu, remisi ini juga diharapkan dapat mendorong narapidana untuk lebih berusaha memperbaiki diri selama menjalani hukuman.
Pentingnya Remisi Dalam Sistem Peradilan Pidana
Remisi memiliki peran yang signifikan dalam sistem peradilan pidana di Indonesia. Dengan memberikan pengurangan hukuman, negara menunjukkan bahwa ada peluang bagi narapidana untuk berubah dan memperbaiki diri.
Hal ini sejalan dengan tujuan rehabilitasi yang menjadi salah satu pilar dalam sistem peradilan yang lebih manusiawi. Mengedepankan pendekatan ini menunjukkan bahwa justru dalam masa sulit sekalipun, individu masih berhak mendapat kesempatan untuk memperbaiki masa depan mereka.
Selama ini, masyarakat sering kali memandang negatif terhadap narapidana, tetapi remisi memberi sinyal bahwa setiap orang memiliki potensi untuk melakukan perbaikan. Program ini juga menjadi alat penting untuk mengurangi populasi lapas yang kian hari semakin padat.
Proses Pemberian Remisi yang Transparan dan Adil
Proses pemberian remisi tidak dilakukan secara sembarangan dan harus melalui beberapa tahap evaluasi. Pertama, narapidana harus menunjukkan perilaku baik dan telah menjalani sebagian dari masa hukuman mereka.
Setiap narapidana yang memenuhi syarat akan dinilai berdasarkan catatan perilaku dan keaktifan mereka dalam mengikuti program-program rehabilitasi. Hal ini memastikan bahwa pemberian remisi dilakukan secara transparan dan adil.
Narapidana yang mendapatkan remisi juga diharapkan untuk terus memperbaiki diri setelah keluar, sehingga dapat mencegah mereka untuk kembali berurusan dengan hukum. Dukungan dari masyarakat sangat penting dalam proses reintegrasi ini.
Tantangan Dalam Implementasi Program Remisi
Meskipun program remisi membawa banyak manfaat, ada juga tantangan yang harus dihadapi dalam implementasinya. Salah satu tantangan utama adalah stigma yang ditemui oleh narapidana pasca-pembebasan.
Seringkali, mereka merasa terasing dan sulit mendapatkan dukungan dari masyarakat. Selain itu, terkadang muncul keraguan akan kejujuran sistem dalam memberikan remisi, yang bisa mengganggu kepercayaan publik.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan institusi terkait untuk terus melakukan komunikasi dan sosialisasi mengenai tujuan, proses, dan manfaat dari program remisi. Dengan adanya pemahaman yang baik dari masyarakat, diharapkan narapidana dapat lebih mudah diterima setelah menjalani masa hukuman mereka.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now







