Kuliner Indonesia Masuk 10 Besar Makanan Terlezat di Dunia 2026 Versi TasteAtlas, Dominasi Asia Tenggara
Table of content:
Ulasan terbaru dari TasteAtlas menghadirkan daftar tahunan bergengsi mengenai makanan terlezat di dunia untuk tahun 2025/26. Dalam kategori ini, kuliner Indonesia mencapai peringkat ke-10, menandai keberhasilan luar biasa di tingkat Asia Tenggara.
Dengan skor akhir 4,48 dari 5, Indonesia menunjukkan keunggulan yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Penilaian ini diambil berdasarkan 590.228 ulasan valid yang mencakup 16.357 makanan dalam basis data TasteAtlas.
Pihak TasteAtlas mengungkapkan bahwa masakan Indonesia meraih skor tertinggi, menandakan bahwa kuliner kita semakin diakui secara global. Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi banyak masyarakat Indonesia yang ingin mempromosikan keunikan budaya dan cita rasa masakan lokal.
Selain prestasi kuliner, berita dari Jepang menunjukkan perkembangan menarik. Di bawah pemerintahan Perdana Menteri Sanae Takaichi, Jepang berencana meningkatkan pajak bagi pelancong. Penambahan pajak ini dimaksudkan untuk reformasi sektor pariwisata yang makin mendalam.
Pengakuan Kuliner Indonesia di Kancah Internasional dan Dampaknya
Peringkat 10 di TasteAtlas bukan hanya angka, tetapi juga pengakuan atas keanekaragaman dan kekayaan kuliner yang ada di Indonesia. Selama bertahun-tahun, berbagai masakan khas dari berbagai daerah telah membawa nama bangsa di pentas dunia.
Berbagai hidangan, mulai dari rendang, nasi goreng, hingga sate, menunjukkan betapa berwarnanya kultur kuliner tanah air. Keberagaman ini mencerminkan tradisi dan kebudayaan yang telah terjaga dari generasi ke generasi, menciptakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing.
Selain itu, pengakuan ini diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan perekonomian lokal. Keberhasilan ini bisa mendorong pemerintah dan pelaku industri pariwisata untuk lebih mempromosikan makanan Indonesia di luar negeri.
Pajak Keberangkatan di Jepang: Dampak kepada Wisatawan
Jepang kini menghadapi tantangan baru dalam meningkatkan pendapatan melalui pajak keberangkatan. Kebijakan yang ada saat ini, yang menerapkan biaya sebesar 1.000 yen untuk setiap pelancong yang meninggalkan negara, berpotensi mengalami kenaikan yang signifikan.
Usulan untuk menggandakan pajak tersebut, menjadi 2.000 yen atau lebih, sedang dipertimbangkan. Kebijakan ini membuat para pelancong harus mempersiapkan anggaran yang lebih besar sebelum berkunjung ke Jepang.
Kenaikan pajak ini tidak hanya menyasar pelancong biasa. Sebuah proposal juga menyarankan agar mereka yang menggunakan layanan kelas bisnis dikenakan pajak lebih tinggi, menunjukkan bahwa pemerintah Jepang serius dalam mengatur arus wisatawan.
Perkembangan Terbaru dari Dunia Catur: Pernikahan Irene Sukandar
Sementara itu, di dunia non-pariwisata, Irena Sukandar, seorang master catur dari Indonesia, baru saja mengumumkan pernikahannya. Ia resmi menikah dengan Eric Rosen, seorang pemain catur asal Amerika Serikat.
Pernikahan mereka yang dilaksanakan secara tertutup, menjadi kabar bahagia bagi banyak penggemar catur. Dalam unggahan mereka, terlihat momen romantis yang membuat banyak orang ikut berbahagia untuk pasangan ini.
Irene yang mengenakan kaus berbaju putih dan bawahan hitam, tampak berseri-seri dalam momen bahagia tersebut. Ia mengucapkan terima kasih kepada semua yang mendukung perjalanan cinta mereka, baik di dalam maupun di luar papan catur.
Menilik Lebih Dalam tentang Dampak Pajak dan Dunia Pariwisata
Kebijakan pajak yang diterapkan Jepang menciptakan reaksi beragam dari para pelancong. Beberapa di antaranya merasa langkah ini wajar mengingat peningkatan biaya operasional di sektor pariwisata pascapandemi. Namun, terdapat juga kekhawatiran tentang potensi dampak negatif terhadap jumlah pelancong.
Adanya peningkatan pajak ini mengharuskan wisatawan memilih destinasi lain yang lebih ramah anggaran. Hal ini tentu menjadi pertimbangan bagi pemerintah Jepang untuk melakukan komunikasi yang lebih baik mengenai kebijakan yang sedang diterapkan.
Keberhasilan dan tantangan dalam sektor pariwisata tidak lepas dari bagaimana negara-negara dapat beradaptasi dengan perubahan global. Masyarakat juga diharapkan untuk lebih aktif dalam mengelola harapan dan realitas yang ada di depan mata.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now







