8 Jajanan Tradisional Bima yang Mulai Langka dan Dilupakan Kuliner Legendaris NTB

Table of content:
Bolu Mantoi adalah salah satu jajanan tradisional yang berasal dari Bima, yang dikenal sebagai “bolu lama” dalam bahasa setempat. Kue ini menjadi spesial karena hadir di tengah gempuran kue modern yang lebih cepat saji, melestarikan kenangan kuliner masa lalu. Terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti tepung terigu, telur, gula, dan soda kue, Bolu Mantoi menghasilkan cita rasa yang tidak terlalu manis, menjadikannya camilan yang pas untuk berbagai kalangan.
Teksturnya yang lembut dan gurih membuat Bolu Mantoi menjadi favorit bagi banyak orang yang kurang menyukai rasa manis yang berlebihan. Biasanya, jajanan ini dapat ditemukan di pasar tradisional Bima dengan harga yang sangat terjangkau, berkisar antara Rp5.000 hingga Rp10.000 per kemasan plastik. Ini menjadikannya pilihan cerdas bagi siapa saja yang ingin menikmati camilan yang ekonomis tanpa mengorbankan cita rasa.
Kue ini tidak hanya disukai oleh masyarakat lokal, tetapi juga sering dijadikan oleh-oleh bagi pengunjung. Keberadaan Bolu Mantoi di pasar tradisional menunjukkan bahwa makanan ini masih memiliki tempat di hati masyarakat Bima. Dengan melestarikan kuliner ini, kita turut menjaga salah satu warisan budaya yang kaya yang telah berusia puluhan tahun.
Menikmati Kelezatan Kapore yang Unik di Bima
Kapore adalah salah satu jajanan khas Bima yang menarik perhatian, dengan kemiripannya yang sekilas menyerupai klepon. Yang membedakannya adalah cara penyajian dan penggunaan bahan-bahan sederhana, seperti tepung ketan, gula pasir, kelapa parut, dan air. Kapore tidak menyimpan gula di dalam, melainkan menggabungkan manisnya gula langsung dalam adonan atau menambahkannya di bagian luar saat disajikan.
Proses pembuatan Kapore cukup mudah dan menarik, di mana adonan tepung ketan dibentuk bulat, kemudian direbus dan digulingkan di atas kelapa parut yang sudah disiapkan. Hasilnya merupakan penganan kenyal yang menggabungkan rasa gurih dari kelapa dan manis dari gula. Keberadaan Kapore dalam tradisi Bima menunjukkan betapa kaya dan beragamnya makanan yang bisa ditemukan di daerah ini.
Kapore sering disajikan dalam berbagai hajatan, baik itu pernikahan, khitanan, maupun acara adat lainnya. Meskipun tampaknya mirip dengan klepon, penting untuk mengenalkan Kapore sebagai identitas unik kuliner Bima. Dengan demikian, jajanan ini tidak hanya akan diingat sebagai “klepon tanpa isi” tetapi juga sebagai bagian dari kekayaan budaya yang harus terus dipertahankan.
Pangaha Bunga: Jajanan Cantik dari Bima
Pangaha Bunga merupakan jajanan khas yang tak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Bima, terkenal dengan bentuknya yang menyerupai bunga. Terbuat dari campuran tepung beras, gula merah, tepung terigu, dan telur, jajanan ini menawarkan cita rasa manis yang menyenangkan. Teksturnya yang renyah membuatnya cocok dijadikan camilan di berbagai kesempatan.
Sering kali, Pangaha Bunga hadir dalam acara adat dan perayaan, membawa nilai budaya yang tinggi. Bentuknya yang menarik memikat perhatian banyak orang, membuatnya menjadi hidangan yang disukai oleh berbagai kalangan. Kita bisa menemukan jajanan ini di pasar-pasar tradisional maupun saat acara spesial yang diadakan di Bima.
Meskipun saat ini masih ada, penting untuk terus mempromosikan Pangaha Bunga agar keunikan dan kelezatannya tetap terjaga. Hal ini untuk memastikan bahwa jajanan ini tidak hilang ditelan zaman dan tetap menjadi bagian dari kuliner tradisional yang kaya di Bima. Dengan pelestarian dan promosi yang tepat, Pangaha Bunga dapat terus menjadi simbol dari warisan kuliner lokal yang menarik.
Kesimpulan: Melestarikan Kuliner Tradisional Bima
Keberadaan jajanan tradisional seperti Bolu Mantoi, Kapore, dan Pangaha Bunga tidak hanya memberikan kelezatan, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya melestarikan budaya kuliner. Setiap jajanan memiliki cerita dan sejarah yang menarik di baliknya, mencerminkan identitas masyarakat yang kaya akan tradisi. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk menghargai dan menjaga warisan tersebut agar tidak hilang.
Dengan selalu menyajikan dan menikmati kuliner tradisional, kita turut berkontribusi dalam pelestarian budaya. Jajanan-jajanan ini bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga merupakan penghubung antara generasi, yang mengajarkan kita untuk menghargai apa yang ada di sekitar kita. Mari kita terus mengenali dan menyebarkan keunikan kuliner ini kepada orang-orang di sekitar kita.
Pada akhirnya, kekayaan kuliner Bima, yang terpancar dalam setiap penganan, adalah bagian dari identitas yang harus dipertahankan dan dibagikan kepada generasi mendatang. Dengan demikian, kita memastikan bahwa rasa dan budaya ini akan terus terjaga dan dikenal luas, menciptakan jembatan antara masa lalu dan masa depan. Mari kita nikmati dan lestarikan bersama!
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now