Cucun Ahmad Syamsurijal: MBG Tidak Perlukan Ahli Gizi, Tan Shot Yen Bilang Ngaco
Table of content:
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi sorotan banyak pihak, terutama terkait isu tenaga ahli gizi. Ini menciptakan perdebatan yang menarik ketika seorang perempuan berhijab menyampaikan pandangannya di acara Konsolidasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Bandung.
Dia menegaskan pentingnya keberadaan ahli gizi dalam pelaksanaan program ini. Dalam kesempatan tersebut, dia mengungkapkan kekhawatirannya jika tenaga non gizi diberi tanggung jawab yang terlalu besar dalam penyampaian informasi penting tentang gizi.
Tanggapannya muncul ketika banyak tenaga non gizi direkrut untuk mengurusi masalah gizi di sektor publik. Dia menyarankan agar mereka yang direkrut tanpa latar belakang gizi tidak lagi menggunakan gelar atau embel-embel ahli gizi.
Dengan tegas, perempuan tersebut menyatakan bahwa jika Badan Gizi Nasional (BGN) memutuskan untuk merekrut tenaga non gizi, maka peran mereka harus lebih kepada pengawas kualitas dan bukan sebagai ahli. Hal ini merespon kekhawatiran bahwa program MBG mungkin kehilangan esensinya.
Dia juga menekankan kolaborasi antara BGN dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) untuk memastikan bahwa makanan yang disajikan dalam program tersebut tetap bergizi. Menurutnya, makanan bergizi tidak hanya soal kuantitas, tetapi juga kualitas dan edukasi yang menyertainya.
Kepentingan Ahli Gizi dalam Program Makan Bergizi Gratis
Ahli gizi memiliki peranan penting dalam memastikan bahwa setiap komponen makanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Mereka bukan hanya bertugas menyusun menu, tetapi juga melakukan edukasi terkait pola makan sehat.
Tanpa kehadiran ahli gizi, ada kemungkinan program tersebut menjadi kurang efektif. Kualitas makanan yang diberikan dapat terpengaruh secara langsung jika tidak ada ahli yang mengawasi.
Penting untuk memahami bahwa makanan bergizi melibatkan lebih dari sekadar penyediaan bahan makanan. Edukasi tentang gizi dan surveilans juga sangat penting untuk memastikan bahwa masyarakat memahami dan dapat menerapkan pola makan sehat.
Sebagai contoh, program ini tidak hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan fisik. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya gizi dan dampaknya terhadap kesehatan secara keseluruhan.
Oleh karena itu, peran ahli gizi menjadi semakin krusial dalam konteks ini. Pendekatan terpadu diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal dan memastikan keberlanjutan program.
Risiko Mengabaikan Ahli Gizi dalam Program Gizi Publik
Jika program gizi tidak melibatkan ahli, risiko besar dapat timbul. Salah satu ancaman nyata adalah penyajian makanan yang tidak seimbang, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan masyarakat.
Tanpa pemahaman yang baik tentang kebutuhan gizi, makanan yang diberikan mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan spesifik kelompok sasaran. Ini bisa menyebabkan masalah gizi, baik dalam bentuk kekurangan maupun kelebihan gizi.
Selain itu, kurangnya tenaga ahli dalam program ini dapat mengurangi tingkat kepercayaan masyarakat. Dalam konteks kesehatan, kepercayaan sangat penting untuk meningkatkan partisipasi dalam program-program pemerintah.
Terlebih lagi, jika masyarakat merasa tidak ada kepastian bahwa makanan yang mereka terima sesuai dengan pedoman gizi. Hal ini bisa membuat program kehilangan makna dan tujuan aslinya.
Dalam jangka panjang, dampak negatif ini tidak hanya berakibat pada kesehatan individu, tetapi juga pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Itulah mengapa penting untuk melibatkan tenaga ahli dalam setiap aspek program gizi.
Pentingnya Kolaborasi Antara Berbagai Pihak dalam Program Gizi
Kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan dalam program gizi sangat diperlukan untuk mencapai tujuan bersama. Sinergi antara institusi pemerintah, ahli gizi, dan masyarakat sangat penting untuk menghasilkan program yang efektif.
Pihak-pihak ini harus saling mendukung satu sama lain. Ahli gizi dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang kebutuhan gizi, sementara pemerintah dapat menyediakan dana dan sumber daya yang diperlukan.
Masyarakat juga memegang peranan penting dalam hal ini. Kesadaran dan pendidikan tentang pentingnya gizi harus ditingkatkan agar masyarakat dapat berkomitmen terhadap program yang ada.
Inovasi dalam penyampaian materi gizi juga harus diperhatikan. Penggunaan teknologi dalam edukasi gizi dapat membantu menjangkau lebih banyak orang dan membuat informasi lebih mudah dipahami.
Dengan kolaborasi yang baik, program gizi dapat berjalan dengan sukses dan memberikan manfaat optimum bagi masyarakat. Semua pihak harus berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan memperkuat program gizi ini.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now










