Cegah Stunting melalui Komunikasi Lingkungan dan Literasi Digital di Fikom UPDM B
Table of content:
Upaya pemerintah untuk menurunkan angka stunting di Indonesia memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Salah satu inisiatif menarik datang dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya Madani Bakti yang melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukamakmur, Bogor, selama periode Juli hingga November 2025.
Kegiatan ini difasilitasi oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dari Kementerian Pendidikan, Sains, dan Teknologi. Dalam program ini, masyarakat desa yang terlibat mendapatkan penyuluhan tentang pentingnya komunikasi lingkungan yang efektif untuk mengatasi isu stunting yang menimpa anak-anak di daerah tersebut.
Di Sukaresmi, masalah stunting sering dipicu oleh kurangnya gizi dan kondisi sanitasi yang tidak memadai. Oleh karena itu, penting bagi para peserta untuk memahami bagaimana lingkungan dapat memengaruhi tumbuh kembang anak secara optimal.
Pentingnya Edukasi dalam Mengatasi Stunting di Desa Sukaresmi
Tingkat stunting yang tinggi di Sukaresmi menunjukkan perlunya tindakan nyata dari semua elemen masyarakat. Edukasi yang diberikan oleh kelompok masyarakat desa (Pokmas) berfokus pada komunikasi yang efektif dan peningkatan pemahaman mengenai gizi yang seimbang.
Saling berbagi informasi yang tepat dan valid menjadi salah satu metode yang diutamakan. Dengan meningkatkan literasi digital, masyarakat dapat lebih mudah mendeteksi informasi hoaks yang beredar tentang kesehatan anak dan gizi, sehingga tidak terjebak dalam mitos yang bisa membahayakan.
Program ini juga mengajak kaum perempuan untuk berperan aktif dalam pembangunan. Melalui pengetahuan yang diperoleh, mereka diharapkan dapat membentuk generasi penerus yang sehat dan kuat, serta menyebarkan informasi positif kepada keluarga dan lingkungan sekitar.
Peran Aktif Komunitas dalam Meningkatkan Kualitas Lingkungan
Dr. Eni Kardi Wiyata, ketua pelaksana PKM, menekankan pentingnya komunikasi yang baik dalam mencegah stunting. Dengan cara ini, diharapkan kesadaran masyarakat akan meningkat dan mengubah perilaku mereka untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi anak-anak.
Penguatan kapasitas komunikasi bagi Pokmas juga dioptimalkan agar mereka dapat memberikan edukasi yang lebih komprehensif. Kesadaran masyarakat tentang pentingnya lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak menjadi hasil akhir yang diharapkan dari kegiatan ini.
Dengan pendekatan yang terintegrasi, diharapkan dampak positif dari program ini bisa dirasakan dalam jangka panjang. Komunitas diharapkan tidak hanya sebagai penerima tetapi juga sebagai penyebar informasi yang konstruktif terkait kesehatan dan gizi.
Melibatkan Semua Elemen dalam Perang Melawan Stunting
Sementara itu, Yaya Sunarya, Kepala Desa Sukaresmi, menjelaskan bahwa partisipasi aktif masyarakat sangat diperlukan. Edukasi yang diberikan diharapkan tidak hanya berfokus pada kesehatan anak, tetapi juga pada kesadaran terhadap sanitasi lingkungan secara menyeluruh.
Pentingnya pemahaman bahwa kesehatan anak bukan hanya terlihat dari aktivitas fisiknya juga ditonjolkan. Kesehatan anak dapat diukur melalui tinggi dan berat badan, yang merupakan indikator penting dari status gizi anak.
Diharapkan dengan adanya program ini, masyarakat desa akan terus termotivasi untuk peduli terhadap aspek kebersihan dan kesehatan lingkungan. Ini bertujuan agar angka stunting dapat berkurang dan kualitas hidup masyarakat meningkat secara keseluruhan.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now







