Profil dan Pendidikan Widi Prasetijono Jenderal Kopassus yang Dimutasi karena Proses Hukum
Table of content:
Ketika berbicara tentang karier militer di Indonesia, nama Widi Prasetijono kerap disebut sebagai salah satu sosok yang berpengaruh. Jenderal tersebut baru-baru ini mengalami rotasi jabatan yang cukup mengejutkan, di tengah proses hukum yang melibatkan dirinya.
Widi Prasetijono, yang dikenal sebagai perwira tinggi di Kopassus, kini berpindah tugas dari posisi Dosen Universitas Pertahanan menjadi Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat. Keputusan tersebut diambil melalui Surat Keputusan Panglima TNI yang ditandatangani pada 15 Desember 2025.
Mutasi ini tidak terlepas dari informasi yang beredar mengenai dugaan keterlibatan Widi dalam kasus penjualan aset Yayasan Kodam IV/Diponegoro saat ia menjabat sebagai Pangdam IV/Diponegoro. Hal ini tentunya menjadi sorotan banyak pihak, terutama di kalangan institusi militer.
Sejarah Hidup dan Awal Karier Widi Prasetijono
Widi Prasetijono lahir di Trenggalek, Jawa Timur, pada tanggal 4 Juni 1971. Ia menyelesaikan pendidikan militernya di Akademi Militer (Akmil) pada tahun 1993 dan langsung bergabung dengan kecabangan Infanteri Kopassus yang terkenal akan keahliannya dalam operasi khusus.
Di awal kariernya, Widi melalui berbagai macam penugasan yang mengasah kemampuan dan pengalaman strategisnya. Salah satu penugasan pentingnya adalah sebagai Komandan Kodim 0735/Surakarta antara tahun 2011 hingga 2012 ketika Joko Widodo menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Hubungan profesional antara Widi dan Jokowi semakin erat ketika dia dipercaya menjabat sebagai ajudan Presiden pada periode awal pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, dari tahun 2014 hingga 2016. Posisi ini tidak hanya memberi Widi pengalaman berharga, tetapi juga mengukuhkan kepercayaan Jokowi terhadap dirinya.
Tidak dapat dipungkiri, latar belakang pendidikan dan pengalaman operasionalnya menjadikan Widi sosok yang berpengaruh dalam struktur militer dan pemerintahan. Namun, pergeseran jabatan baru-baru ini menimbulkan tanda tanya mengenai masa depan kariernya.
Pergeseran Jabatan dan Isu Hukum yang Mengikutinya
Mutasi Widi Prasetijono dari Dosen Universitas Pertahanan ke posisi Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat adalah langkah strategis yang diambil oleh pimpinan TNI. Survei internal menunjukkan bahwa banyak anggota TNI yang proaktif mengikuti perkembangan tersebut, meski situasi ini dibayangi oleh isu hukum yang dapat mempengaruhi reputasi institusi.
Alasan yang mendasari mutasi ini berkaitan dengan “proses hukum.” Informasi ini diduga terkait dengan kasus yang mempersangkutkannya, yaitu adanya penjualan aset yang kontroversial saat dirinya menjabat sebagai Pangdam IV/Diponegoro. Kasus ini berpotensi menimbulkan dampak panjang baik bagi Widi maupun unit yang ia pimpin.
Walaupun berada dalam tekanan hukum, Widi Prasetijono tetap berfokus pada tugas barunya. Dia diharapkan mampu memberikan kontribusi positif dalam menghadapi tantangan yang ada di lingkungan militer saat ini. Namun, apakah reputasi dan statusnya akan tetap utuh? Hal ini menjadi pertanyaan yang menarik untuk dicermati.
Jabatan baru ini memberikan kesempatan bagi Widi untuk memanfaatkan pengalaman dan jaringan yang telah dibangunnya. Namun, ia juga harus bergulat dengan tantangan baru dalam menghadapi potensi seiring isu hukum yang mungkin terus berkembang ke arah yang tidak menguntungkan.
Dampak Mutasi Terhadap Karier dan Institusi TNI
Mutasi dan promosi dalam institusi militer biasanya dipandang sebagai bagian dari rotasi yang menjadi strategi pimpinan. Namun, dalam kasus Widi Prasetijono, perubahan jabatan ini tentu akan mempengaruhi dinamika internal TNI. Banyak pihak yang mempertanyakan bagaimana keputusan ini diambil dan apa sebab-sebabnya.
Dari sisi karier, pergeseran jabatan bisa jadi menguntungkan ataupun merugikan, tergantung pada bagaimana satu individu menghadapinya. Widi merupakan sosok yang dikenal mampu beradaptasi dengan cepat meskipun dikelilingi situasi yang sulit.
Namun, ketidakpastian hukum dan mengemuka di publik dapat menyebabkan tekanan tambahan, tidak hanya pada Widi, tetapi juga pada institusi TNI secara keseluruhan. Afirmasi positif dari pimpinan mungkin menjadi penting untuk menjaga semangat pasukan di tengah isu yang mengemuka.
Akhirnya, pelaksanaan mutasi ini akan dinilai tidak hanya dari sudut pandang administrasi, tetapi juga reputasi dan integritas institusi. Beberapa pengamat memprediksi bahwa situasi ini bisa menjadi pembelajaran bagi TNI dalam pengelolaan krisis.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now








