6 Siswa XII SMA Ciptakan Omnisense, Alat Bantu Tunanetra Berbasis AI
Table of content:
Enam siswa SMA telah menunjukkan inovasi yang menakjubkan dengan menciptakan alat bantu untuk penyandang tunanetra. Mereka mengembangkan sebuah perangkat berbasis teknologi AI bernama Omnisense, yang dirancang khusus untuk membantu penggunanya memahami lingkungan sekitar dengan lebih baik.
Omnisense berfungsi sebagai headgear wearable yang memberikan informasi tentang objek di sekitar pengguna. Dengan menggunakan teknologi canggih, perangkat ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian penyandang tunanetra dalam beraktivitas sehari-hari.
Deskripsi dan Fungsi Utama Alat Bantu Omnisense
Omnisense dilengkapi dengan empat kamera yang mampu memberikan pandangan 360 derajat. Alat ini menggunakan vision AI untuk menganalisis lingkungan dan memberikan umpan balik suara ketika mendeteksi objek di depan, samping, atau belakang pengguna.
Dengan kemampuan seperti itu, Omnisense dapat membantu pengguna menghindari rintangan dan mengidentifikasi benda-benda penting di sekitarnya. Ini merupakan langkah besar menuju pemberdayaan penyandang tunanetra untuk berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas.
Penggunaan teknologi suara dalam perangkat ini sangat penting karena memungkinkan pengguna menerima informasi dengan cara yang intuitif. Hal ini menunjukkan pemahaman mendalam para penciptanya akan kebutuhan pengguna yang sebenarnya.
Profil Para Innovator dari SMA yang Mengembangkan Omnisense
Pencipta dari alat ini adalah enam siswa dari SMA yang memiliki semangat tinggi untuk berinovasi. Mereka adalah Bagoes Satrio Djajoesman, Kyanra Altaira Hubie Hartadi, Raden Haidar Ali Kusuma, Rafael Ardhitia, Rifat Trezandika, dan Bima Primaditya.
Keberagaman latar belakang mereka tidak menghalangi kolaborasi yang luar biasa dalam proyek ini. Masing-masing anggota tim membawa keahlian dan ide-ide unik yang memperkaya pengembangan Omnisense.
Dedikasi dan kerja keras tim ini menjadi contoh nyata bagaimana generasi muda dapat berkontribusi pada kemajuan teknologi untuk kepentingan sosial. Proyek ini lebih dari sekedar inovasi; itu adalah cerminan dari kepedulian mereka terhadap sesama.
Tantangan yang Dihadapi dalam Proses Pengembangan Omnisense
Sebagaimana umumnya dalam proyek inovatif, tim menghadapi berbagai tantangan dalam proses pengembangan. Salah satu tantangan terbesar adalah menciptakan algoritma AI yang mampu mendeteksi objek dengan akurasi tinggi.
Tim juga harus mempertimbangkan kenyamanan dan keamanan pengguna saat menggunakan perangkat. Menggabungkan teknologi dengan ergonomi merupakan aspek krusial yang tidak bisa diabaikan dalam desain perangkat ini.
Melalui uji coba berkali-kali dan umpan balik dari penyandang tunanetra, mereka berhasil menyesuaikan desain hingga mencapai hasil yang memuaskan. Ini menunjukkan betapa pentingnya pemahaman mendalam terhadap pengguna akhir dalam pengembangan teknologi.
Keberhasilan tim ini bukan hanya terletak pada penciptaan Omnisense, tetapi juga pada nilai-nilai yang mereka bawa dalam proses pengembangan. Inovasi ini membuktikan bahwa teknologi dapat digunakan untuk menciptakan perubahan yang berarti dalam hidup orang lain.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now







